Pages

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 28 April 2008

Cinta alam, sebuah alternatif pendidikan yang menyenangkan

oleh Ahmad Shofi

Tuhan menciptakan alam semesta ini tentu ada maksud dan tujuannya. Semua yang ada di alam semesta ini tentu juga ada guna dan manfaatnya. Langit, matahari, planet, bintang, bulan, malaikat, surga, neraka, dan lain-lain adalah ciptaan Tuhan yang patut disyukuri. Kita sebagai manusia yang berakal wajib percaya akan hal itu.

Sejarah penciptaan manusia sudah ada sejak dulu. Mengapa manusia harus tinggal di bumi? Rasanya, pertanyaan itu pun sudah terjawab. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mencintai, melestarikan, merawat, dan menjaga bumi tercinta ini.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna di antara makhluk Tuhan yang lain. Manusia tidak hanya memiliki hati nurani, tetapi ada keistimewaan lain yang Tuhan berikan. Keistemawaan tersebut berupa akal pikiran.

Meskipun menjadi makhluk yang sempurna, manusia ternyata tidak bisa hidup sendiri. Dia pasti bergantung pada makhluk lain. Oleh karena itulah, Tuhan menciptakan hewan dan tumbuhan sebagai teman hidup manusia.

Manusia terlahir sebagai makhluk yang cengeng. Makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu lahir, dia langsung menangis. Kata orang tua dulu sih, bayi itu menangis karena dia menyesal terlahir di dunia. Dia lebih senang tinggal di dalam kandungan ibu (alam rahim). Sebuah alam yang sunyi. Alam yang aman, nyaman, dan terlindungi.

Setelah lahir pun, manusia tetap menyusahkan. Dia masih butuh ASI (air susu ibu). Setelah cukup dewasa, manusia mulai berinteraksi dengan lingkungannya. Di sinilah kepribadian manusia sebagai makhluk sosial mulai nampak. Tidak hanya kepada sesama manusia dia berinteraksi, tetapi dia selalu membutuhkan hewan dan tumbuhan sebagai kawan hidupnya. Bayangkan, jika manusia hidup tanpa hewan dan tumbuhan. Apakah manusia bisa hidup? Rasanya, tidak mungkin. Manusia selalu membutuhkan keduanya.

Ilustrasi di atas hanyalah sebuah pengantar
Mengapa saya membuat ilustrasi itu? Karena saya ingin sekali manusia menyayangi hewan dan tumbuhan, sama seperti mereka menyayangi dirinya sendiri. Manusia harus merasa terlindungi oleh keduanya, sehingga tidak ada sedikit pun kesempatan manusia untuk menyakiti dan merusaknya.

Pengenalan manusia dengan alam sekitar harus dimulai sejak dini. Sebagaimana halnya manusia dewasa, anak pun membutuhkan informasi tentang dunia, tentang segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekelilingnya yang dapat dijangkau pikirannya. Pemenuhan hak-hak anak adalah tugas orang dewasa. Hal itu merupakan bentuk apresiasi terhadap anak. Pemenuhan kebutuhan anak akan informasi tersebut dapat dilakukan dan diberikan, antara lain lewat pengenalan terhadap alam sekitar.

Keakraban dengan alam bebas pada masa anak-anak akan memberikan pengalaman yang berharga dalam memahami alam bebas itu sendiri. Masa kecil yang penuh dengan aneka warna kegiatan bermain selalu menyisakan kenangan indah yang berdampak pada jiwa ketika beranjak dewasa.

Ihsan (2005:5) mengatakan, berpetualang atau mengembara di alam terbuka adalah salah satu kegiatan untuk mengembangkan kualitas pribadi yang sukar dicari padanannya dan menjadi alternative education yang sangat penting serta dibutuhkan oleh bangsa ini. Dia menambahkan, pribadi yang tangguh ulet, berani, jujur, rendah hati, serta peka terhadap alam dan lingkungan itulah yang harus terbentuk melalui kegiatan adventure atau petualangan di alam terbuka ini.

Sikap dan perilaku tadi akan tumbuh kuat dalam diri kita, jika kegiatan petualangan di alam terbuka tersebut didasari oleh niat dan itikad yang secara sadar ditumbuhkan untuk itu.

Berpetualang di alam bebas tidak hanya menumbuhkan rasa cinta dan sayang kita terhadap alam sekitar, tetapi ada makna yang lebih mendalam dari itu semua. Apakah itu? Ketika anak sedang berpetualang atau berkemah di suatu tempat yang sama sekali belum ia kenal, dengan medan yang sedikit menegangkan, secara tidak langsung perasaan takut dan ngeri akan menghinggapinya. Tetapi lama kelamaan anak akan terbiasa akan hal itu. Jika perasaan takutnya sudah mulai reda, biasanya ia akan mencoba untuk berinteraksi langsung dengan orang lain. Anak akan bertanya ini dan itu kepada teman sebayanya. Kalaupun belum puas, dia akan bertanya kepada kakak, guru, bahkan kepada orang lain yang sebetulnya belum ia kenal. Di situlah keberanian anak mulai muncul dan berkembang.

Anak akan sering berinteraksi dengan orang lain. Rasa simpati, saling menghargai, tolong-menolong, bahkan sifat empati dengan orang lain akan muncul. Ia pun akan mudah menebak atau mengetahui perasaan orang lain tersebut.

Irawati (2007:97) menyatakan bahwa menebak emosi orang lain sebetulnya merupakan sebuah bentuk empati. Dengan kemampuan membaca perasaan orang ini, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan bijak akan maksimal. Mengenal emosi yang dimiliki orang lain diperlukan sebagai dasar dalam membina hubungan. Semakin banyak ragam emosi yang dikenal anak, semakin mudah pula mereka untuk mengenal orang lain.

Menurut Ihsan (2005:6), seorang pecinta dan pemerhati lingkungan hidup, mengatakan bahwa permainan di alam merupakan sesuatu yang langka kita temui di dunia bermain anak-anak masa kini. Kesadaran akan hal tersebut nampaknya perlu untuk diangkat kembali. Selain dapat menjadi media untuk membina jasmani, alam juga dapat membina jiwa kepemimpinan dan membimbing kita untuk selalu bersyukur atas karunia dan nikmat yang diberikan oleh Tuhan kepada kita semua.

Tuhan telah memberi amanat kepada kita untuk menjaga, melestarikan, dan merawat ekosistem yang ada di bumi. Anugerah tersebut sungguh tak ternilai harganya. Kita sebagai pewaris peradaban harus mampu menjaga amanat tersebut dengan baik. Semoga kita, anak zaman sekarang, tidak hanya tertarik dengan piranti teknologi yang semakin canggih saja, melainkan juga peduli terhadap alam ini.

Daftar Rujukan
Ihsan, Muhammad. 2005. Buku Panduan Petualangan Alam. Bandung: Mizan Media Utama.
Istadi, Irawati. 2007. Melipatgandakan Kecerdasan Emosi Anak. Bekasi: Pustaka Inti.

2 komentar:

yulia ti mengatakan...

hallo shofi salam kenal he...he...
tulisannya asyik juga alam sebagai sumber belajar. aku sangat setuju bahwa
alam merupakan sumber belajar terutama bagi siswa ataupun kita, alam memberikan kita imajinasi dan juga ide-ide untuk dituangkan baik dalam bentuk tulisan maupun apapun. ya dikuit ja ya komentarku untuk dirimu, satu saran lagi untuk kamu blog nya tolong dipercantik dong biar yang baca ngerasa nyaman nulis komentar. ojok lali ngunjungi bloger aku yo!

By. Yuli_chan

echa mengatakan...

Kita hidup berdampingan dengan alam, juga dengan sesama jadi saling komunikasi adalah kunci utama. Menjaganya lebih sulit maka janganlah kita sia-siakan kesempatan untuk menjaganya. berbicara lebih mudah dari bertindak, maka kita bersama-sama menjaganya dengan bukti yang konkret seperti; membuang sampah pada tempatnya. Thank's